Hello, Saya Joanne Faryon. Selamat datang di acara khusus malam ini. Ketika Kekebalan Tubuh Gagal: Epidemik Batuk Rejan. Kita akan melihat epidemi batuk rejan yang mewabah di California dalam 60 tahun ini. Mengapa penyakit yang hampir punah 30 tahun yang lalu ini kembali menyerang tidak hanya di negara ini tapi juga terjadi di seluruh negara di dunia. Apa yang kami temukan mungkin akan mengagetkan. Ada pertanyaan serius tentang seberapa kuatkah vaksin mampu mencegah penyebarluasan penyakit pertanyaan yang bahkan mendapat respon yang sangat lambat dari Departemen Kesehatan pemerintah. KBPS bergabung bersama Watchdog Institute pusat investigasi jurnalisme berpusat di Universitas San Diego dan jaringan Radio Netherlands Worldwide akan mengungkap kisah ini. Kisah yang membawa kita melintasi California hingga Amsterdam. Kita mulai dari Delivery Room di San Diego Hospital dimana seorang ibu melahirkan anak ketiganya. [bayi menangis] Matthew Jacob Bryce lahir 11 Oktober 2010 Bayi sehat anak ketiga dari pasangan Cindy & Marlon Bryce. Matthew mulai sakit ketika berusia 2 minggu keluarga Bryce mengetahui ada yang tidak beres. MARLON BRYCE: Penyakit ini menyerang pernafasannya. Keluarga tahu tentang epidemi batuk rejan yang menyerang California dari berita. Depkes mengatakan ada 6.400 kasus batuk rejan yang dilaporkan tahun ini. Dan dari dokter penyakit anak mereka. BRYCE: Tadinya tidak ada batuk rejan, mereka selalu mengatakan selalu ada kemungkinan dia tadinya tidak ada batuk atau apapun hanya demam biasa. Dokter Matthew curiga itu batuk rejan yang dikenal juga dengan nama Pertussis. Dia mengambil contoh usap hidung dan mengirimkannya ke laboraturium. Dia juga memberikan Matthew antibiotik. 6 hari kemudian Matthew yang baru berusia 23 hari Cindy Bryce mendapat telepon dari Depkes California yang mengabari diagnosisnya adalah batuk rejan. BRYCE: Mulanya saat saya mendengar kabar itu terbayang situasi terburuk karena Anda mendengar berita-berita tentang bayi yang meninggal disebabkan penyakit tsb. Dari Januari hingga Oktober tahun ini 10 bayi baru lahir meninggal akibat batuk rejan 2 di San Diego dan lebih dari 7.000 anak-anak & orang dewasa menderita penyakit ini angka tertinggi dalam kurun waktu 60 tahun. Bagaimana Matthew dan yang lainnya bisa mengidap penyakit yang seharusnya sudah bisa dicegah dengan cara memberikan vaksinasi ini? Malam ini, kita akan mengangkat pertanyaan tentang seberapa efektifnya vaksinasi tsb? Penelitian selama 4 bulan yang dilakukan KPBS & Watchdog Institute menemukan bahwa orang-orang yang telah didiagnosis batuk rejan ternyata telah mendapatkan imunisasi sebelumnya. Lampiran data dari pemerintah dimana jumlah penderita batuk rejan tidak terekam & tidak konsisten yang menyisakan pertanyaan siapa sajakah yang terekam oleh epidemik ini? Kami akan menunjukkannya kepada Anda beberapa ahli yang kompeten dengan kebijakan vaksin tsb terpenjara oleh aturan finansial perusahaan. Dan kita akan mengikuti perjuangan keluarga Bryce mendapatkan kesembuhan untuk anaknya. Batuk rejan, batuk tersendak, batuk 100 hari semuanya adalah nama lain Batuk Pertussis. DR. JAMES CHERRY: Apa yang menyebabkan batuk tsb sebenarnya tidak kita ketahui secara pasti. Pertussis adalah penyakit pernafasan atas yang disebabkan bakteria Bordetella pertussis. Gejala awal akan menyerupai demam kemudian akan berkembang sehingga penderita akan menderita batuk yang tidak berhenti-henti batuk yang membuat anak-anak terengah-engah mengeluarkan bunyi suara ketika mereka menghirup udara. Pada orang dewasa, batuk rejan terdengar seperti bunyi suara bindeng. Fakta ilmuwan menunjukkan sekitar 80% kasus pada orang dewasa tidak pernah terdiagnosis karena banyak orang mengira mereka hanya sedang demam biasa. Namun untuk bayi, batuk rejan bisa mematikan apalagi jika tidak terdiagnosa dini. DR. JAMES CHERRY: Jadi dengan adanya infeksi dimana ada pelepasan bakteria Anda akan menjadi lebih baik. Tapi akan menahun, namun dalam persentase kasus yang terjadi pada anak-anak akan menderita dalam satu atau dua bulan. DR. FRITS MOOI: Setelah terinfeksi pertussis Anda akan terserang infeksi berkali-kali dengan salah satu komplikasi utamanya Pneumonia. Bayi yang baru lahir tidak dapat mengeluarkan dahak akibatnya akan terkumpul di dalam paru-paru bisa mengarah ke pneumonia yang membuatnya sulit untuk bernafas. Perawatan dengan pemberian antibiotik dini sangat dibutuhkan untuk golongan usia ini. Batuk rejan hampir punah pada akhir 1970an dengan adanya imunisasi massal namun kembali merebak di California dan di beberapa tempat yang justru tingkat vaksinasinya tinggi. Mengapa penyakit ini bisa menyerang kembali ada dua pendapat berbeda mengenai hal tsb. Dr. James Cherry dari UCLA CHERRY: Alasan utamanya adalah meningkatnya kewaspadaan. Dan Dr. Frits Mooi dari Netherlands Centre For Infectious Diseases Control MOOI: Kami menemukan mutasi baru dari serangga. Dr. Mooi & Dr. Cherry memulai penelititan batuk rejan sejak 30 tahun yang lalu. Cherry di Amerika Serikat dan Mooi di Belanda. Keduanya saling mengetahui pekerjaan masing-masing. CHERRY: Pengetahuannya dibidang mikrobiologi molekuler sarjana yang sangat ahli dibidangnya. Tidak diragukan lagi. Saya pikir beberapa data klinis yang diterbitkannya tidak terlalu bagus. MOOI: Saya tidak terlalu berhubungan dengannya tapi apa yang dia tulis tentang saya mengacaukan epidemiologi tidak membantu sama sekali. Untuk mengetahui mengapa kedua ahli tidak sependapat Anda perlu tahu sejarah vaksin pertussis. --Sejak beberapa kasus yang terjadi kepada anak usia pra sekolah imunisasi di sekolah mungkin sudah terlambat. Bakteria yang mengakibatkan batuk rejan pertama sekali di isolasi di Belgia tahun 1906. Pada waktu itu penyakit ini menjadi penyebab utama kematian pada bayi. --Tahun 1921 batuk rejan membunuh 316 anak-anak di Michigan tahun lalu angkanya menurun menjadi 63. Penemuan mengarahkan pembuatan vaksin. Hingga pada akhir tahun 1940an ditemukanlah vaksin yang cukup efektif mencegah batuk rejan. --Tidak seperti penyakitnya vaksin tidak berbahaya. Tahun 1946 dimulailah program imunisasi massal di Amerika Serikat sehingga menurunkan jumlah kasus. Prioritas vaksin 157 kasus per 100.000 orang. Tahun 1970an, berkat imunisasi massal menurun jadi kurang dari 1 kasus per 100.000 orang. Vaksin tak terlepas dari kontorversi. Versi awal dihubungkan dengan efek samping seperti tangisan menahun dan perkembangan ukuran bayi. Tahun 1996, FDA menyetujui vaksin terbaru yang dinamakan versi aselular. Vaksin yang hanya menggunakan komponen termurnikan dari organisme penyebab penyakit. Vaksin tsb dinyatakan lebih aman dengan efek samping yang lebih ringan. Hari ini warga Amerika Serikat hanya menggunakan vaksin pertussis aselular. Namun disebabkan adanya perubahan sesuatu telah terjadi. Laporan kesehatan resmi diseluruh negara bagian melaporkan peningkatan positif kasus. Sementara itu, di laboratorium pemerintah 30 menit di luar Amsterdam sekelompok peneliti telah menemukan hal lain. Bakteria penyebab batuk rejan mulai kelihatan berbeda. MOOI: Mutasi baru ini menyebabkan bakteria memproduksi lebih banyak toksin. Apakah akibat mutasi atau tidak namun yang jelas hal ini menyulut perdebatan di California dan ditempat-tempat lain di seluruh dunia. Dr. Mooi yakin menyatakan ini adalah kasus namun tidak bagi Dr. Cherry. CHERRY: Bahkan ketika perubahan ini terjadi hal itu tidak membuktikan meningkatnya kegagalan vaksin. Di San Diego 85% anak-anak telah di imunisasi tapi kurang dari 3% dari mereka yang sudah TK tidak lagi mendapatkan imunisasi karena keluarga tidak yakin. Meskipun dengan angka imunisasi yang sudah tinggi San Diego masih memiliki kasus batuk rejan terbesar kedua di California. Dr. Dean Sidelinger deputi kesehatan masyarakat San Diego. DR. DEAN SIDELINGER: Ini adalah penyakit dimana penderita akan dengan sangat mudah sekali menularkannya kepada orang lain. Misalkan ketika Anda duduk di sini saat interview ini ada seseorang yang menderita pertussis maka akan menularkannya kepada orang lain. Sidelinger mengatakan dulunya kasus batuk rejan memuncak pada saat musim panas lalu akan menurun di musim gugur. Tapi tidak tahun ini. SIDELINGER: Seiring waktu timbul kasus-kasus baru. Kita mengerti kekhawatiran publik ketika kita membicarakan pertussis mereka akan menanyakannya ke dokter dan dokter akan meminta pasiennya utk menunggu sementara penyakit itu tetap menyebarluas. Akhir November 2010 hampir 1000 bayi, anak-anak & orang dewasa di San Diego teruji positif menderita batuk rejan. Setengah dari mereka telah mendapat imunisasi. Penelitian kami menunjukkan tren terus berlangsung ke seluruh wilayah California. KBPS & Watchdog Institute mengumpulkan data dari 9 negara bagian dengan angka laporan tertinggi. Penelitian menunjukkan pada wilayah yang telah mendapatkan imunisasi ada 44 hingga 83 persen penderita terdiagnosis. Kami juga melihat data dari California Department of Public Health. 80 persen telah terinfeksi pada kasus-kasus yang telah tercatat ada imunisasi. DR. MARK HORTON: Dari sisi para ahli epidemiologi dan vaksin hal ini persis seperti yang diharapkan. Dr. Mark Horton adalah direktur California Department of Public Health. HORTON: Jika Anda mendapatkan persentase populasi yang divaksinisasi dan persentase mereka yang telah dapat vaksinasi maka hasilnya masih sangat rentan karena masih kurang efektif atau tidak efektif kepada masing-masing individu jika dilihat secara aritmatika Anda akan melihat bahkan dengan vaksin yang sangat ampuh sekalipun juga dengan sebagian besar populasi yang sudah divaksinisasi sekalipun angka kerentanannya, termasuk jumlah orang yang belum pernah divaksinisasi masih agak banyak dan di beberapa kasus lebih dari 50% dari mereka pernah divaksinisasi. Dengan kata lain, secara matematis Anda selalu akan menemukan jumlah penderita yang kambuhan membuktikan bahwa vaksin tsb tidak 100% efektif. HORTON: Jadi tidak mengherankan bagi kami juga jadi refleksi ketidakmanjuran vaksin. [REPORTER KEVIN CROWE]: Jadi bukan sebuah refleksi kemanjuran vaksin tsb? HORTON: Benar. FARYON: Namun sebaliknya 20 tahun yang lalu. Berdasarkan laporan Centers for Disease Control (CDC) lebih dari setengah jumlah anak-anak usia 3 bulan hingga 4 tahun yang menderita batuk rejan tahun 1990 - 1996 tidak mendapatkan imunisasi. Angka penderita juga meningkat dalam kurun 20 tahun terakhir. Dari kurang dari 1 per 100.000 menjadi 18 per 100.000 di California. Dan dibeberapa negara bagian California seperti San Luis Obispo angkanya hampir sama tingginya dengan sebelum vaksinisasi dikembangkan. Dua hari setelah interview kami dengan keluarga Bryce Matthew mengalami demam. Dia dirawat di Rady's Children's Hospital San Diego. Matthew tidak diimunisasi batuk rejan dia terlalu muda. Bayi tidak bisa diimunisasi sebelum berusia dua bulan. Namun keluarga Bryce yang lain divaksinisasi bahkan orang tuanya mendapat suntikan vaksin. Langkah mengimunisasi orang-orang yang ada disekitar sang bayi dinamakan kepompong. CINDY BRYCE: Ketika dokter bertanya kepada saya siapa saja yang mengidap penyakit tsb saya tidak bisa memberikan jawaban karena saya tidak tahu dari mana atau dari siapa dia tertular karena semua orang telah mendapatkan vaksinasi. Myron dan salah seorang anaknya diuji untuk penyakit batuk rejan keduanya negatif. M. BRYCE: Satu-satunya yang ingin saya ketahui adalah apakah vaksinnya bekerja? Apakah efektif karena sebelumnya saya pikir vaksin itu bekerja Saya pikir jika saya telah melakukan semua yang telah disuruh anak kami akan terlindungi. Seberapa efektifkah vaksin? Tergantung kepada siapa Anda bicara. Informasi obat-obatan serta dua vaksin batuk rejan yang paling banyak diketahui di Amerika Serikat mengatakan bahwa vaksin tsb 85% efektif. MOOI: Rangkaian baru ini telah menyerang Belanda juga beberapa negara lain. Ini agak unik. Dr. Mooi yakin tidak ada jalan untuk meyakinkan betapa efektifnya vaksin tsb karena belum diuji terhadap rangkaian terbaru. MOOI: Kami menamakannya rangkaian P3. Rangkaian yang ia yakini lebih virulen dan bisa membuat orang lebih sakit. Rangkaian ini bergabung menjadi satu ketika vaksin aselular dikembangkan. MOOI: Saya bisa beritahukan satu kepada Anda alasan mengapa perusahaan vaksin tidak mendukung saya adalah karena jika yang saya katakan benar mereka telah memilih rangkaian yang keliru pada tahun 1980an. Laboratorium Mooi meneliti rangkaian baru ketika Belanda mengalami epidemi tahun 1996. MOOI: Ada keterkaitan langsung antara gabungan rangkaian ini, kami menamakannya P3 dengan meningkatnya infeksi pertussis. CHERRY: Sama sekali tidak ada bukti kedua vaksin yang digunakan sekarang di Amerika Serikat itu dengan meningkatkan kegagalan. Maka ketika Anda ditanya mengapa kita menyaksikan jumlah kasus epidemi tertinggi selama 60 tahun ini apa yang akan Anda jelaskan kepada masyarakat? CHERRY: Alasan utama adalah meningkatnya kewaspadaan. Masyarakat utamanya orang-orang Kesehatan Masyarakat lebih waspada dan itu menjalar kebawah. Cherry juga mengatakan bahwa peningkatan adalah akibat bagian yang disebut memudarnya imunitas. Imunitas batuk rejan tidak seumur hidup tidak peduli apakah Anda sudah divaksinasi sebelumnya atau masih dalam tahap perkembangan penyakit. Hampir semua ahli setuju bahwa imunitas yang memudar berkontribusi terhadap meluasnya batuk rejan. Yang tidak mereka setujui: kapan imunitas itu gagal? [suara batuk anak] Dr. Mooi yakin rangkaian baru Pertussis itulah yang menyebabkan semakin cepatnya kegagalan imunitas. Dan dia telah menerbitkan penemuannya di beberapa jurnal termasuk CDC's Infectious Diseases. MOOI: Ketika imunitas kurang optimal yang terjadi adalah bakteria tidak akan dapat dikenali oleh sistem kekebalan tubuh karena salah obat dan yang kedua adalah ketika kekebalan dimulai di dalam tubuh, toksin akan menundanya. Bisa dikatakan kedua perubahan ini bekerjasama dengan menurunkan periode vaksin mana yang lebih melindungi. Belanda telah belajar hal lain dari epidemi 1996. Waktu itu sedikit sekali contoh bakteria yang menyebabkan orang menderita sakit. Jadi Mooi mulai meminta para dokter dan laboratoriumnya mengirimkan usap Pertussis positif. Laboratorium ini kini memiliki 3.000 contoh. Sementara California hanya memiliki 29 contoh dari 7.000 kasus batuk rejan yang terjadi. Selama penyelidikan empat bulan KPBS & Watchdog kami juga mempelajari data yang didapatkan dan CDC selalu sering lamban dibelakang data negara dan tidak konsisten. Sementara San Diego mengetahui status imunisasi sebagian besar penderita batuk rejan namun data informasi negara 'TIDAK DIKETAHUI'. Walaupun peraturan seluruh negara bagian mewajibkan lapor namun temuan survey KPBS & Watchdog mengatakan mereka tidak mengikutinya atau lamban dalam pelaporan. HORTON: Ada persepsi semakin banyak jumlah semakin baik tapi biar saya jelaskan tidak perlu bagi kita laporan tiap-tiap kasus pertussis untuk membuat keputusan penting dan justifikasi tentang apa yang terjadi. CDC Atlanta menolak permintaan interview kami. Dalam sebuah email mereka menjelaskan sukar bagi kami menguraikan berbagai faktor yang menyebabkan meningkatnya pertussis selain peningkatan penyebarluasan, pengenalan yang lebih baik, dan meningkatnya konfirmasi dari laboratorium. Kami juga menanyakan apakah rangkaian virulen baru bisa menyumbang terjadinya jangkitan. CDC menjawab, data yang ada tidak mendukung ptxP3 lebih virulen atau meningkatnya laporan mendukung munculnya ptxP3. Kami terus memantaunya dan juga penjelasan-penjelasan pendukung lainnya yang jadi penyebab meningkatnya pertussis yang muncul sejak tahun 1980an. CDC mengirimkan hasil penelitian ini melalui penyelidik mereka sendiri. Penelitian berdasarkan anak-anak usia 6 bulan hingga lima tahun. Ditemukan vaksin pertussis lebih efektif 90 persen. Penelitian merujuk pada data antara tahun 1998 hingga 2001. Tidak mengumpulkan informasi tentang pertussis. [Bernyanyi] Apakah Anda tahu apa itu T-dap? Vaksin khusus tapi bukan hanya untuk anak-anak. Sanofi Pastuer adalah salah satu dari dua perusahaan besar vaksin di Amerika Serikat mensponsori kompetisi menyanyi ini awal tahun ini. [Bernyanyi] Pertussis adalah alasan mengapa Anda perlu bertemu dokter hari ini. Semacam pelatihan kehumasan untuk menyuarakan batuk rejan dan imunisasinya. Tapi dimanakah garis batas antara humas yang benar dengan mencoba mempengaruhi kebijakan kesehatan masyarakat? [Bernyanyi] Suntiklah dan biarkan pertussis merejan... Khususnya ketika kebijakan kesehatan masyarakat dapat meningkatkan penjualan vaksin. Sejak 2007 Depkes California membelanjakan lebih dari $200 juta untuk pertussis vaksin untuk kesehatan anak-anak atau mereka yang ikut asuransi. Dan jumlah tsb seharusnya meningkat Pada September, Badan Legislasi California telah menerbitkan undang-undang yang meminta agar semua pelajar mendapatkan dosis yang lain, enam dosis vaksin pertussis sebelum mereka memasuki sekolah menengah. Hal itu mungkin baik untuk dunia bisnis namun disisi lain bagus untuk kesehatan masyarakat. Namun seberapa besar pengaruh industri terhadap kebijakan kesehatan masyarakat? Sanofi Pasteur juga mendirikan dana bantuan Global Pertussis Initiative. Sebuah kelompok pakar kesehatan dari seluruh dunia. GPI didirikan 10 tahun lalu dan telah melakukan penelitian mengapa pertussis bisa kembali dan menemukan cara untuk mengontrolnya. Lebih dari setengah anggotanya bekerja pada perusahaan-perusahaan farmasi atau yang menerima uang penelitian biaya konsultasi. Pejabat publik seluruh negeri termasuk California dan CDC merujuk pada Global Pertussis Initiative untuk membuat kebijakan. Dr. James Cherry adalah salah satu anggotanya. Beliau mendapatkan uang dari menjadi pembicara dan dana penelitian dari pabrikan vaksin. Disaat yang sama beliau juga duduk sebagai anggota komite di pemerintahan untuk membuat kebijakan tentang vaksin dan kemanjurannya. Pendapat sinis mengatakan jika ada para ahli pertussis seperti di Global Pertussis Initiative yang bekerja dengan giat dibawah dana perusahaan pembuat vaksin maka mungkin disitu ada kurangnya dorongan untuk membuat vaksin baru dan lebih mendorong untuk menggunakan yang lama saja. Apa pendapat Anda? CHERRY: Saya pikir itu tidak benar. Kami selama ini telah berdiskusi tentang vaksin baru. Saya pikir kendalanya terletak di biaya untuk membuat vaksin baru itu. Dan kendala pengujian karena FDA mengharuskan hal tsb dan saya pikir kalau iklimnya mendukung untuk kedua pabrikan itu, mereka akan melakukannya. MOOI: Dan ini adalah tiga rangkaian pertussis yang beda. Dr. Mooi adalah kritikus Pertussis Initiative. MOOI: Kekecewaan terbesar saya adalah karena mereka memiliki ketotalan dan saya pikir keinginan mengabaikan adaptasi patogenik. Dan saya pikir beberapa tahun lalu kita kita punya era Darwin yang meninggal 100 tahun yang lalu tidak begitu lama saya pikir. Dan saya pikir aneh saja dimana evolusi dan adaptasi patogenik diabaikan oleh suatu kelompok. Menurut saya itu buruk untuk ilmu pengetahuan dan buruk untuk kesehatan masyarakat. Sanofi Pasteur merilis pernyataannya untuk KBPS dan Watchdog Institute. Pernyataan itu mengatakan dukungan terhadap GPI membawa otoritas yang mendunia untuk pertussis dan keuntungan keseluruh masyarakat secara keseluruhan. Perusahaan juga mengatakan pada saat ini tidak ada bukti-bukti yang menunjukkan ketidakmanjuran dari vaksin pertussis. Dr. Dean Sidelinger adalah salah seorang pegawai kesehatan yang mempelajari adanya orang-orang yang telah diimunisasi menjadi sakit kembali di negara ini. Dia mengatakan bahwa dia terkejut tapi pada akhirnya dia mengatakan vaksin yang ada sekarang masih menjadi hal terbaik yang dia punya untuk melindungi komunitasnya. SIDELINGER: Secara nyata vaksin tsb menurunkan angka jangkitan pertussis kita melihat angka kasus pertussis yang menurun tajam bila dibandingkan dulu sebelum kita menggunakan vaksin. Tapi kita tidak ingin orang-orang merasa puas atau mengatakan saya tidak mau vaksin itu karena saya telah melihat banyak kasus-kasus yang telah sepenuhnya dilaporkan telah divaksinasi. Sidelinger mengatakan akan banyak kasus lagi yang bisa timbul kalau tidak ada vaksin samasekali. Dr. Mooi menyetujuinya. Dia percaya para pegawai kesehatan masyarakat sudah seharusnya menggalakkan kepompong imunisasi kepada setiap orang yang ada disekeliling bayi. Tapi untuk jangka panjang, dia mengatakan bahwa kita memerlukan vaksin yang lebih baik. Bayi Matthew menghabiskan waktu empat hari di rumah sakit dan akhirnya dipulangkan. Hari ini, dia menjalani check up rutin untuk dua bulan. DOKTER: Saya rasa dia hanya tidak beruntung punya dua jenis penyakit sekaligus dan sekarang demam yang membangun imunitasnya. Meskipun dengan hidung yang sesak Matthew baik-baik saja sekarang. DOKTER: Sebagaimana yang Anda ketahui vaksin tidak seefektif yang kita inginkan. Dan itu adalah salah satu alasan mengapa terjadi banyak kasus. Tapi khusus untuk Matthew imunitas telah menolaknya dari terjangkit penyakit bahwa efek beberapa suntikan akan memberikan perlindungan untuknya kedepan. Dan berapa lama imunitas itu bertahan masih jadi pertanyaan. MARLON: Satu hal yang saya ingin saya katakan kepada para orang tua perhatikan anak-anak Anda lebih perhatian Karena pada awalnya kita berpikir bahwa kita terlalu protektif tapi saya bersyukur kita sedikit lebih perhatian. Sejak KBPS dan Watchdog Institute memulai penyelidikannya lembaga kesehatan negara CDC dan ilmuwan dari UCLA termasuk Dr. James Cherry memulai penelitian baru untuk meneliti apakah rangkaian pertussis baru jadi penyebab pecahnya batuk rejan yang ada sekarang. Untuk kisah selengkapnya dan data yang dikumpulkan dalam penyelidikan kami kunjungi kpbs.org/whoopingcough dan watchdoginstitute.org. Untuk KBPS, Watchdog Institute dan Radio Netherlands Worldwide saya Joanne Faryon. Terima kasih telah menyaksikan. [Suara musik latar]