ABIGAIL DEVILLE:
"Jika tidak ada usaha tidak ada kemajuan."
"Kepada mereka yang mendukung
kebebasan namun merendahkan agitasi,"
"Orang-orang yang menginginkan tanaman
tanpa mau membajak tanah,"
"mereka menginginkan hujan tanpa petir dan kilat."
"Mereka menginginkan lautan
tanpa deru air yang mengerikan."
Frederick Douglass, 14 Agustus, 1857.
[Abigail DeVille: "Cahaya Kebebasan"]
[Taman Madison Square]
Awalnya, saya menemukan
kutipan Frederick Douglass,
dan saya hanya memikirkan suatu cara untuk
meng-komunikasikan dengan cepat
apa yang terjadi pada musim panas ini.
Saya berpikir itu adalah gambar
yang dia lukis.
Saya terus memikirkan tentang
ombak yang bergulung.
dan gelombang dari orang-orang yang
saling berkaitan, bergandengan tangan,
dan memprotes di hadapan, kemungkinan,
kematian,
melalui pandemi ini,
untuk memperjuangkan apapun
yang sebenarnya dianggap bangsa ini
membangun atau berdasar.
Ini adalah peringatan protes dan
gerakan Black Lives Matter,
dan kulit hitam telah tinggal disini
selama 400 tahun.
saat saya meletakkan tangan,
memikirkan jenis cara yang digunakan
dimana semua dapat menjadi berbeda,
di sanalah ada kesempatan dan momen
yang terlewat,
siklus di sejarah New York dan
di sejarah dunia secara keseluruhan:
momen untuk kemajuan
atau momen-momen yang berpotensi terjadi.
Saya memiliki guru kelas empat yang hebat,
namanya adalah Nyonya Hammond.
Dia luar biasa.
Dia benar-benar membuat sejarah
menjadi hidup bagi kita.
Dia memainkan pidato Martin Luther King
berjudul "I Have A Dream"
pada kami dalam piringan hitam,
dan Anda bisa mendengar pin jatuh
di dalam kelas.
Saya hanya ingat memegang tangan
sahabat saya di bawah meja sepanjang waktu
hanya karena terharu oleh perkataannya
dan kekuatan dari perkataannya.
Dia menanam bibit, pastinya,
memikirkan bagaimana kita semua adalah
ambil bagian dalam sejarah.
Melihat gambar tangan patung Liberty
dengan obor di taman,
Saya hanya seperti, "Oke, sekarang saya
bisa berhenti melihatnya."
"Ini dia."
Ini semua yang aku pikirkan--"
"semua yang ingin kubicarakan."
Obor dan tangan patung Liberty
menduduki taman ini selama enam tahun
dari 1876 hingga 1882
ketika mereka sedang berusaha untuk
menggalang dana untuk tempat ini
untuk patung Liberty.
Saya sangat senang merancang.
Itu tersebar di mana-mana di kota New York.
Sesuatu selalu dibangun dan dihancurkan.
Gagasan kebebasan ini sedang dibangun
terus menerus--
dan rekontruksi--
dari generasi ke generasi.
Berpikir tentang bel yang menjadi
simbol lain dari kebebasan,
tetapi akhirnya dikemas dengan obor ini,
yang sebenarnya tidak dapat bersuara.
Itu juga merupakan bahan bakar obor,
dan api biru menjadi api paling panas
yang pernah ada.
Masyarakat telah mencoba
untuk memisahkan kami
atau mendefinisikan kami dengan tubuh kami
atau di mana kami tinggal--
atau kelas sosioekonomi,
pendidikan, apapun.
Dan bagaimana kami secara kolektif dapat
menyatukan tangan kami
dan menegaskan hal yang lain.
Saya pikir membuat hal itu bekerja,
itu seperti, seperti doa atau harapan
untuk masa depan--
untuk membawa nama dari masa lalu
ke dalam masa sekarang.
Dan kemudian melanjutkan perjuangan--
lewat tongkat itu untuk menghormati
kepentingan bersama.