Prayer - Part 12 - Prayers of Mary and The Magnificat - David Pawson

Sekarang saya ingin memberikan sebuah
pesan Natal pagi ini karena saya tidak

bisa memberikannya saat Natal tetapi saya
percaya bahwa ini layak untuk tahun baru.

Ini juga termasuk magnificat. Bacaan kita
hari berasal dari Lukas 1, halaman 74 dari

Good News Bible. Lukas 1:26

"Dalam bulan keenam, Allah menyuruh
malaikat Gabriel pergi ke kota di Galilea

bernama Nazaret, kepada seorang perawan
yang bertunangan dengan seorang bernama

Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu
adalah Maria.

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria,
ia berkata: "Salam, hai engkau yang

dikaruniai,, Tuhan menyertai engkau."

Maria terkejut mendengar perkataan itu,
lalu bertanya di dalam hatinya, apakah

arti salam itu.

Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan
takut, hai Maria, sebab engkau beroleh

kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung & akan

melahirkan seorang anak laki-laki &
hendaklah engkau menamai dia Yesus.

Ia akan menjadi besar & akan disebut Anak
Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah

akan mengaruniakan kepada-Nya takhta
Daud, bapa leluhur-Nya, & Ia akan menjadi

raja atas kaum keturunan Yakub sampai
selama-lama-Nya & kerajaan-Nya tidak akan

berkesudahan."

Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana
mungkin hal itu mungkin terjadi, karena

aku belum bersuami?"

Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus
akan turun atasmu & kuasa Allah yang

Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu
anak yang akan kaulahirkan itu akan

disebut kudus, Anak Allah.

Dan sesungguhnya, Elisabet sanakmu itu,
iapun sedang mengandung seorang anak

laki-laki pada hari tuanya & inilah bulan
keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil."

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah
hamba Tuhan; jadilah padaku menurut

perkataanmu itu." Lalu malaikat itu
meninggalkan dia."

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria
& langsung berjalan ke pegunungan menuju

sebuah kota di Yehuda.

Di situ ia masuk ke rumah Zakharia &
memberi salam kepada Elisabet.

Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria,
melonjaklah anak yang di dalam rahimnya &

Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu
berseru dengan suara nyaring:

"Diberikatilah engkau di antara semua
perempuan & diberkatilah buah rahimmu.

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang
mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya,

ketika salammu sampai kepada telingaku,
anak di dalam rahimku melonjak kegirangan.

Dan berbahagialah ia, yang telah percaya,
sebab apa yang dikatakan kepadanya dari

Tuhan, akan terlaksana."

Sebelum kita membahas bagian ini secara
mendalam, mari menyanyikan kidung pujian

nomor 92, yang ditulis oleh putri seorang
pendeta Baptis di pulau-pulau barat

Skotlandia dengan melodi Gaelik yang
indah: "Child In The Manger, Infant of

Mary."

Bapa yang bijaksana, orang-orang majus
membawa emas, kemenyan & mur.

Kami membawa persembahan uang ini
supaya nama Putra-Mu semakin dikenal luas

supaya makna sejati natal tersebar, supaya
pesan & dampak yang kekal dari peristiwa

yang luar biasa itu bisa dikenal oleh
lebih banyak pria & wanita.

Sekarang kami berdoa bahwa pada waktu
kami berbicara bersama, Engkau akan

memberikan kepada kami kata-kata tepat
yang Engkau ingin dikatakan. Tidak lebih,

tidak kurang.

Bahwa engkau akan memberikan kepada kami
semua pikiran & hati yang siap untuk

menerima, untuk melihat kembali sesuatu
dalam kisah yang begitu akrab bagi kami

sehingga kami bisa menganggapnya biasa
saja.

Jadi hadirlah bersama kami dalam
berbicara & mendengar, agar tidak satu pun

dari kami akan sama lagi setelah ini.

Kami memintanya dalam nama Yesus &
demi Dia. Amin.

Sepanjang natal ini, saya banyak merenung
mengenai Perawan Maria yang diberkati.

Saya ingin membahasnya pagi ini. Ada
banyak alasan mengapa saya merasa

terdorong untuk melakukannya.

Salah satunya adalah semakin eratnya
persekutuan kita dengan umat Kristen dari

komunitas Katolik Roma.

Ini menimbulkan banyak pertanyaan bagi
kita karena beberapa perbedaan terbesar

antara kita menyangkut ibu dari Tuhan kita
Yesus Kristus.

Alasan lain adalah bahwa tepat sebelum
Natal, wilayah timur pergi ke Christchurch

untuk beribadah & dalam ibadah senja di
Gereja Anglikan itu, kami menyanyikan

Magnificat.

Hal ini menanamkan dalam-dalam kata-kata
Maria di dalam hati saya & kata-kata ini

membuat saya merenungkan maknanya
sepanjang natal.

Jadi pagi ini kita akan mencoba memandang
Perawan Maria dari sudut pandang

Alkitabiah & mempelajari sesuatu darinya
di tahun 1979 ini.

Sebelum Anda menjadi orang Kristen, salah
satu hal yang paling sulit dipercayai

adalah keilahian Yesus.

Setelah Anda menjadi orang Kristen, hal
yang paling sulit dipercayai adalah

kemanusiaan Yesus.

Sebelum Anda menjadi orang Kristen, yang
paling sulit dipercaya adalah bahwa Yesus

memiliki Bapa yang Ilahi.

Setelah Anda menjadi orang Kristen,
menjadi lebih sulit memercayai bahwa

ibunya adalah manusia.

Dalam kata lain, bagi orang yang tidak
percaya, keilahian kisah Yesus sulit

diterima.

Tetapi bagi orang yang percaya,
kemanusian-Nya sulit dipercaya.

Dan banyak orang Kristen selama 2000 tahun
terakhir menjadi sangat kesulitan dengan

konsep bahwa Yesus memiliki ibu manusia
biasa.

Jadi selama berabad-abad, berkembanglah
legenda-legenda di dalam kalangan

Kristiani bahwa Maria itu luar biasa,
bahwa dia itu supramanusia, supernatural.

Bahwa Tuhan mencari seseorang yang sangat
sangat sangat sangat sangat istimewa untuk

dipercayakan dengan tugas membawa
Putra-Nya ke dalam dunia.

Dan Tuhan menemukan hanya satu orang
istimewa untuk ini. Maria.

Legenda-legenda itu berkembang bahwa entah
bagaimana dia lolos dari kelemahan-

kelemahan sifat manusia & bahwa dia
berhasil menjalani kehidupan di bumi ini

dengan cara yang tidak mampu dilakukan
kita semua.

Muncullah legenda bahwa pada waktu Maria
dikandung, dia terbebas dari dosa warisan,

dari sifat manusia yang mementingkan diri
yang kita dapatkan pada saat kita

dikandung & yang kita bawa ke dunia ini,
yang membuat kita lebih sulit menjadi baik

daripada jahat.

Lalu muncullah legenda bahwa entah
bagaimana Maria berhasil menghadapi setiap

godaan yang dilemparkan Iblis kepadanya
dengan cara mengalahkan Iblis pada setiap

langkah.

Bahwa Maria tidak memiliki dosa untuk
diakui ataupun dosa untuk diampuni.

Lalu muncul legenda bahwa di dalam
kehidupan pernikahannya, Maria tidak

pernah melakukan hubungan fisik dengan
suaminya, Yusuf & bahwa dia tidak memiliki

anak lain setelah Yesus.

Lalu berkembanglah legenda bahwa pada saat
kematiaannya, Maria lolos dari pembusukan

tubuh.

Legenda-legenda ini diadopsi oleh orang
Kristen, dimasukkan ke dalam gereja, &

bahkan diberi otoritas menjadi dogma
& doktrin.

Berkembanglah legenda-legenda yang diberi
label seperti Dikandung Tanpa Noda,

Kesempurnaan Tanpa Dosa, Keperawanan
Abadi Maria, & Diangkat Ke Surga dari

Perawan Maria yang diberkati.

Dan Maria diberi gelar-gelar yang tidak
pernah dia berikan kepada dirinya atau

yang diberikan oleh Tuhan kepadanya.

Ratu Surga, Bunda Kita, Co-Redemptrix.
Dan banyak lagi lainnya.

Semuanya ini muncul dari perasaan mendalam
yang saya pahami bahwa Tuhan tidak mungkin

memilih seorang wanita biasa untuk
mengandung Putra-Nya di dalam rahimnya.

Tetapi saya ingin kembali kepada Alkitab
pagi ini. Saya memahami perasaan yang

melahirkan hal-hal ini.

Namun perasaan biasanya membawa kita pada
situasi fiksi, karena perasan kita tidak

selalu terhubung dengan kenyataan.

Saya ingin kembali kepada Alkitab karena
salah satu kemuliaan buku ini adalah bahwa

ia tidak menekankan perasaan, walaupun
perasaan itu ada.

Tetapi dia membangun iman kita di atas
fakta.

Dalam kasus ini sebagaimana banyak hal
lainnya, kebenaran lebih aneh dari fiksi.

Faktanya bahkan lebih indah dari semua
yang telah saya sebutkan sejauh ini.

Faktanya Tuhan memilih seorang wanita
biasa untuk melahirkan Putra-Nya ke dalam

dunia.

Faktanya adalah Maria menganggap dirinya
dengan benar & saya ingin membiarkan Maria

berbicara bagi dirinya sendiri.

Mari kita mengambil pemahaman kita
mengenai kedudukan Maria di dalam kisah

ilahi keselamatan kita, di mana dia
memainkan peran yang benar-benar krusial

sebagai penghubung yang vital.

Mari kita mengambil pandangan kita
mengenai Maria dari Maria sendiri & bukan

dari perasaan yang telah muncul selama
berabad-abad mengenai dirinya.

Dan ketika saya kembali kepada kisah
Maria mengenai dirinya sendiri & membaca

Magnificat yang agung, saya menemukan
kisah yang luar biasa.

Perkenankan saya menggambarkan kepada Anda
pemandangan saat kata-kata ini diucapkan.

Jika Anda melihat pemandangan ini, Anda
mungkin akan merasa penasaran, tetapi Anda

kemungkinan akan berjalan terus.

Ada sebuah desa kecil di mana ada beberapa
batu berkerumun, beberapa mil sebelah

barat Yerusalem, di sebuah lembah.

Ada desa bernama Ein Kareem yang bisa
Anda kunjungi hari ini.

Di salah satu rumah itu, di dapur yang
juga ruang keluarga, yang juga ruang

makan, & juga kamar tidur yang digabung
menjadi satu, dua wanita sedang memandang.

Mereka begitu bersemangat sehingga tidak
bisa menahan diri.

Yang satu seorang wanita tua, yang satu
lagi seorang gadis remaja yang ramping.

Anda akan bertanya-tanya mengapa mereka
hampir menari karena kegembiraan, mengapa

mereka berteriak satu sama lain.

Tetapi Anda mungkin akan berlalu begitu
saja tanpa menyadari bahwa di dalam tubuh

kedua wanita itu bergantunglah masa
depan dunia.

Tidak satupun dari mereka seharusnya
hamil. Wanita tua itu tidak gemuk karena

usia tua melainkan karena sedang hamil
6 bulan.