< Return to Video

Untuk kebaikan debat

  • 0:00 - 0:03
    Nama saya adalah Dan Cohen, dan saya seorang akademikus, seperti yang dia bilang.
  • 0:03 - 0:07
    Dan itu berarti saya berdebat.
  • 0:07 - 0:10
    Itu adalah bagian penting dalam hidup saya,
    dan saya suka berdebat.
  • 0:10 - 0:13
    Dan saya bukan hanya seorang akademikus,
    saya seorang filsuf,
  • 0:13 - 0:16
    jadi saya suka berpikir bahwa saya
    cukup baik dalam berdebat.
  • 0:16 - 0:20
    Tapi saya juga suka untuk berpikir banyak mengenai berdebat.
  • 0:20 - 0:23
    Dan berpikir mengenai berdebat,
    saya menemukan beberapa teka-teki,
  • 0:23 - 0:25
    dan salah satu dari teka-teki itu adalah
  • 0:25 - 0:27
    saya sudah berpikir mengenai berdebat
    selama bertahun-tahun,
  • 0:27 - 0:31
    dan ini sudah puluhan tahun sekarang,
    saya menjadi lebih baik dalam berdebat,
  • 0:31 - 0:34
    tapi semakin saya berdebat dan semakin baik saya berdebat,
  • 0:34 - 0:38
    semakin saya tersesat. Dan itu adalah sebuah teka-teki.
  • 0:38 - 0:41
    Dan teka-teki lain adalah saya baik-baik saja dengan hal itu.
  • 0:41 - 0:43
    Mengapa saya baik-baik saja dengan tersesat
  • 0:43 - 0:44
    dan mengapa saya pikir bahwa seorang pendebat yang baik
  • 0:44 - 0:46
    adalah sebenarnya lebih baik kalah?
  • 0:46 - 0:48
    Well, ada beberapa teka-teki lain.
  • 0:48 - 0:52
    Yang pertama adalah, mengapa kita berdebat?
    Siapa yang bermanfaat dari argumen?
  • 0:52 - 0:54
    Dan ketika saya berpikir mengenai argumen sekarang,
    saya berbicara mengenai,
  • 0:54 - 0:57
    kita sebut saja argumen akademik atau argumen kognitif
  • 0:57 - 0:59
    dimana sesuatu hal yang bersifat kognitif menjadi taruhan.
  • 0:59 - 1:02
    Apakah dalil ini benar?
    Apakah teori ini adalah sebuah teori yang baik?
  • 1:02 - 1:06
    Apakah ini sebuah interpretasi
    yang berkelanjutan dari data atau tulisan?
  • 1:06 - 1:08
    Dan seterusnya.
    Saya tidak terlalu tertarik pada argumen mengenai
  • 1:08 - 1:12
    giliran siapa untuk mencuci piring
    atau siapa yang harus mengeluarkan sampah.
  • 1:12 - 1:14
    Yeah, kita juga berdebat mengenai itu.
  • 1:14 - 1:16
    Saya cenderung memenangkan argumen itu, karena saya tahu caranya.
  • 1:16 - 1:18
    Tapi itu bukanlah argumen yang penting.
  • 1:18 - 1:20
    Saya tertarik pada argumen akademik hari ini,
  • 1:20 - 1:22
    dan inilah hal-hal yang membingungkan saya.
  • 1:22 - 1:27
    Pertama, apakah yang pendebat baik menangkan
    ketika mereka memenangkan sebuah argumen?
  • 1:27 - 1:30
    Apa yang saya menangkan jika saya meyakinkan anda bahwa
  • 1:30 - 1:33
    utilitarianisme bukanlah kerangka kerja yang benar
    untuk berpikir mengenai teori etis?
  • 1:33 - 1:35
    Jadi apa yang kita menangkan ketika
    kita memenangkan sebuah argumen?
  • 1:35 - 1:38
    Bahkan sebelum itu, apa hubungannya dengan saya
  • 1:38 - 1:42
    apakah kamu percaya bahwa teori Kant
  • 1:42 - 1:44
    atau Mill sebagai etika yang benar untuk diikuti?
  • 1:44 - 1:47
    Itu tidak ada sangkut pautnya dengan saya
    ketika kamu berpikir
  • 1:47 - 1:50
    fungsionalisme adalah sebuah teori yang berkelanjutan mengenai pikiran.
  • 1:50 - 1:52
    Jadi mengapa saya bahkan mulai untuk berargumen?
  • 1:52 - 1:54
    Mengapa kita mencoba untuk meyakinkan orang lain
  • 1:54 - 1:56
    untuk percaya hal-hal yang tidak mau mereka percaya?
  • 1:56 - 1:58
    Dan apakah itu hal yang baik untuk dilakukan?
    Apakah itu hal yang baik
  • 1:58 - 2:00
    untuk memperlakukan makhluk hidup lain, mencoba dan membuat mereka
  • 2:00 - 2:03
    berpikir sesuatu yang tidak mau mereka pikirkan?
  • 2:03 - 2:06
    Well, jawaban saya akan menjadi referensi untuk
  • 2:06 - 2:08
    tiga model argumen.
  • 2:08 - 2:10
    Model pertama, sebut saja model dialektikal,
  • 2:10 - 2:12
    adalah kita berpikir argumen sebagai perang,
    dan kamu tahu seperti apa itu.
  • 2:12 - 2:14
    Ada banyak jeritan dan teriakan
  • 2:14 - 2:15
    dan kemenangan dan kekalahan,
  • 2:15 - 2:18
    dan itu bukanlah suatu model yang membantu untuk berdebat
  • 2:18 - 2:21
    tapi itu merupakan model yang cukup umum
    dan berakar dalam berdebat.
  • 2:21 - 2:24
    Tapi ada sebuah model kedua untuk berdebat:
    argumen sebagai bukti.
  • 2:24 - 2:26
    Bayangkan sebuah argumen matematikawan.
  • 2:26 - 2:29
    Ini argumen saya. Apakah itu berfungsi? Apakah itu baik?
  • 2:29 - 2:33
    Apakah premis terjamin? Apakah inferensi valid?
  • 2:33 - 2:36
    Apakah konklusi sesuai dengan premis?
  • 2:36 - 2:39
    Tidak kebalikan, tidak bermusuhan,
  • 2:39 - 2:44
    tidak harus perdebatan di dalam rasa permusuhan.
  • 2:44 - 2:46
    Tapi ada model ketiga untuk diingat
  • 2:46 - 2:48
    saya pikir akan sangat membantu,
  • 2:48 - 2:51
    dan itu adalah argumen sebagai perbuatan,
  • 2:51 - 2:53
    argumen menjadi di depan penonton.
  • 2:53 - 2:56
    Kita dapat berpikir mengenai politikus mencoba memberikan sebuah posisi,
  • 2:56 - 2:59
    mencoba untuk meyakinkan penonton sesuatu.
  • 2:59 - 3:02
    Tapi ada sebuah putaran dari model ini
    yang saya pikir penting,
  • 3:02 - 3:06
    yaitu ketika kita berdebat di depan penonton,
  • 3:06 - 3:10
    terkadang penonton memiliki sebuah peran yang penting dalam argumen,
  • 3:10 - 3:15
    yaitu, argumen juga merupakan penonton di depan juri
  • 3:15 - 3:17
    yang membuat penilaian dan memutuskan kasus.
  • 3:17 - 3:19
    Sebut saja ini model retorikal,
  • 3:19 - 3:23
    ketika kamu harus merangkai argumen
    kepada penonton.
  • 3:23 - 3:26
    Kamu tahu, memberikan sebuah argumen yang baik, rapat
  • 3:26 - 3:29
    di dalam bahasa Inggris,
    di depan penonton berbahasa Prancis
  • 3:29 - 3:31
    tidak akan berjalan baik.
  • 3:31 - 3:34
    Jadi kami memilki model ini -- perdebatan sebagai perang,
  • 3:34 - 3:37
    perdebatan sebagai bukti,
    dan perdebatan sebagai pertunjukkan.
  • 3:37 - 3:42
    Dari ketiga hal itu, perdebatan sebagai perang adalah yang dominan.
  • 3:42 - 3:45
    Hal itu mendominasi bagaimana kita berbicara mengenai argumen,
  • 3:45 - 3:47
    mendominasi bagaimana kita berpikir mengenai argumen,
  • 3:47 - 3:50
    dan karenanya, itu membentuk cara kita berdebat,
  • 3:50 - 3:51
    tingkah laku kita di dalam berdebat.
  • 3:51 - 3:53
    Sekarang, ketika kita berbicara mengenai perdebatan,
  • 3:53 - 3:55
    Ya, kita berbicara dalam bahasa yang sangat militer.
  • 3:55 - 3:58
    Kita menginginkan argumen yang kuat,
    argumen yang memiliki banyak pukulan,
  • 3:58 - 4:00
    argumen yang tepat sasaran.
  • 4:00 - 4:03
    Kita ingin pertahanan dan strategi kita teratur.
  • 4:03 - 4:06
    Kita ingin argumen yang membunuh.
  • 4:06 - 4:09
    Itu adalah argumen yang kita inginkan.
  • 4:09 - 4:11
    Itu adalah cara dominan untuk berpikir mengenai berdebat.
  • 4:11 - 4:13
    Ketika saya berbicara mengenai perdebatan, itu mungkin
  • 4:13 - 4:16
    apa yang kamu pikirkan, model permusuhan.
  • 4:16 - 4:20
    Tapi perumpamaan perang, paradigma perang
  • 4:20 - 4:21
    atau model untuk memikirkan perdebatan,
  • 4:21 - 4:24
    saya pikir, membuat cacat pada cara kita berdebat.
  • 4:24 - 4:28
    Pertama itu meningkatkan taktik di atas substansi.
  • 4:28 - 4:30
    Anda dapat mengambil kelas mengenai logika, argumentasi.
  • 4:30 - 4:33
    Anda belajar semua mengenai alasan yang orang gunakan
  • 4:33 - 4:35
    untuk mencoba dan memenangkan argumen, langkah yang salah.
  • 4:35 - 4:39
    Itu meningkatkan aspek kita-melawan-mereka dari perdebatan.
  • 4:39 - 4:42
    Itu membuat perdebatan menjadi permusuhan.
    Hal itu mempolarisasikan.
  • 4:42 - 4:45
    Dan satu-satunya hasil akhir yang dapat diramalkan
  • 4:45 - 4:51
    adalah kemenangan, kemenagan mulia,
    atau kehinaan, kekalahan yan memalukan.
  • 4:51 - 4:54
    Saya pikir hal itu adalah efek yang merusak, dan yang paling buruk
  • 4:54 - 4:56
    itu mencegah hal-hal seperti negosiasi
  • 4:56 - 4:59
    atau perembukan atau kompromi
  • 4:59 - 5:02
    atau kolaborasi.
  • 5:02 - 5:04
    Pikirkan sesuatu. Apakah anda pernah berdebat
  • 5:04 - 5:07
    berpikir, "Lihatlah apakah kita dapat menghasilkan sesuatu
  • 5:07 - 5:10
    daripada meributkan itu. Apakah kita dapat memecahkan bersama?"
  • 5:10 - 5:12
    Dan saya pikir perumpamaan perdebatan-sebagai-perang
  • 5:12 - 5:17
    menghalangi pencapaian resolusi dalam berdebat.
  • 5:17 - 5:20
    Dan akhirnya, inilah hal yang paling buruk,
  • 5:20 - 5:21
    argumen tidak membawa kita kemana-mana.
  • 5:21 - 5:24
    Hal itu merupakan jalan buntu. Itu adalah bundaran
  • 5:24 - 5:28
    atau kemacetan atau kebuntuan dalam percakapan.
  • 5:28 - 5:30
    Kita tidak kemana-mana.
  • 5:30 - 5:32
    Oh, dan satu hal lagi, dan sebagai seorang pendidik,
  • 5:32 - 5:34
    ini adalah satu hal yang sangat mengganggu saya:
  • 5:34 - 5:38
    jika perdebatan adalah perang, maka ada sebuah persamaan implisit
  • 5:38 - 5:41
    dari belajar dengan kekalahan.
  • 5:41 - 5:43
    Dan biarkan saya menjelaskan apa yang saya maksud.
  • 5:43 - 5:46
    Bayangkan anda dan saya berdebat.
  • 5:46 - 5:50
    Anda percaya sebuah dalil, P, dan saya tidak.
  • 5:50 - 5:52
    Dan saya berkata, "Well, kenapa anda percaya P?"
  • 5:52 - 5:53
    Dan anda memberikan saya alasan anda.
  • 5:53 - 5:56
    Dan saya menolak dan berkata, "Ya, bagaimana dengan ...?"
  • 5:56 - 5:57
    Dan anda menjawab penolakan saya.
  • 5:57 - 6:00
    Dan saya bertaya: "Ya, apa yang anda maksud?
  • 6:00 - 6:03
    Bagaimana itu berlaku disini?"
    Dan anda menjawab pertanyaan saya.
  • 6:03 - 6:05
    Sekarang, bayangkan pada suatu akhir hari,
  • 6:05 - 6:07
    saya menolak, dan mempertanyakan,
  • 6:07 - 6:10
    saya memberikan semua pertimbangan yang bertolakan,
  • 6:10 - 6:13
    dan di setiap waktu anda menjawab untuk memuaskan saya.
  • 6:13 - 6:16
    Dan pada akhir hari, saya berkata,
  • 6:16 - 6:20
    "Anda tahu? Saya rasa anda benar. P."
  • 6:20 - 6:23
    Jadi saya mendapatkan kepercayaan baru.
    Dan itu bukanlah sekedar kepercayaan,
  • 6:23 - 6:28
    tapi sesuatu yang diartikulasikan dengan baik, teruji,
  • 6:28 - 6:31
    itu adalah kepercayaan yang teruji dengan pertempuran.
  • 6:31 - 6:35
    Sebuah peningkatan kognitif yang baik. Okay.
    Siapa yang memenangkan perdebatan itu?
  • 6:35 - 6:38
    Ya, perumpamaan perang sepertinya memaksa kita untuk berkata
  • 6:38 - 6:41
    anda menang, meskipun saya satu-satunya
    yang membuat peningkatan kognitif.
  • 6:41 - 6:45
    Apa yang anda dapatkan secara kognitif dari meyakinkan saya?
  • 6:45 - 6:48
    Sudah pasti, anda mendapatkan kenikamatan dari itu, mungkin ego anda terbelai,
  • 6:48 - 6:51
    mungkin anda mendapatkan semacam status profesional di lapangan.
  • 6:51 - 6:53
    Orang ini adalah seorang pendebat yang baik.
  • 6:53 - 6:57
    Tapi secara kognitif, sekarang -- hanya dari sudut pandang kognitif -- siapa yang menang?
  • 6:57 - 6:59
    Perumpamaan perang memaksa kita untuk berpikir
  • 6:59 - 7:02
    anda menang dan saya kalah,
  • 7:02 - 7:04
    meskipun saya mendapatkan sesuatu.
  • 7:04 - 7:06
    Dan ada yang salah dengan gambaran itu.
  • 7:06 - 7:09
    Dan itulah gambaran yang saya ingin ubah jika kita bisa.
  • 7:09 - 7:14
    Jadi bagaimana kita dapat mencari cara untuk membuat perdebatan
  • 7:14 - 7:17
    menghasilkan sesuatu yang positif?
  • 7:17 - 7:21
    Yang kita butuhkan adalah jalan keluar baru
    dalam perdebatan.
  • 7:21 - 7:24
    Tapi kita tidak akan memiliki jalan keluar baru untuk perdebatan
  • 7:24 - 7:27
    hingga kita memiliki pendekatan jalan masuk yang baru dalam perdebatan.
  • 7:27 - 7:30
    Kita perlu berpikir perdebatan baru.
  • 7:30 - 7:33
    Untuk melakukan itu, ya,
  • 7:33 - 7:36
    saya tidak tahu bagaimana melakukan itu.
  • 7:36 - 7:37
    Itu berita buruk.
  • 7:37 - 7:40
    Perumpamaan perdebatan-sebagai-perang hanyalah, itu sebuah monster.
  • 7:40 - 7:42
    Itu tinggal di dalam pikran kita,
  • 7:42 - 7:44
    dan tidak ada peluru ajaib yang akan membunuh itu.
  • 7:44 - 7:47
    Tidak ada tongkat sihir yang akan membuat itu hilang.
  • 7:47 - 7:49
    Saya tidak punya jawaban.
  • 7:49 - 7:50
    Tapi saya punya saran,
  • 7:50 - 7:53
    dan ini saran saya.
  • 7:53 - 7:55
    Jika kita ingin memikirkan perdebatan baru,
  • 7:55 - 7:59
    apa yang kita butuhkan adalah pendebat baru.
  • 7:59 - 8:02
    Jadi cobalah ini.
  • 8:02 - 8:07
    Pikirkan semua peran yang orang mainkan di dalam perdebatan.
  • 8:07 - 8:10
    Ada yang pro dan kontra
  • 8:10 - 8:12
    dalam sebuah permusuhan, perdebatan dialektikal.
  • 8:12 - 8:14
    Ada penonton di dalam perdebatan retorikal.
  • 8:14 - 8:18
    Ada seseorang yang berdebat secara logis dalam perdebatan-sebagai-bukti.
  • 8:18 - 8:22
    Semua peran berbeda. Sekarang, dapatkah anda bayangkan sebuah perdebatan
  • 8:22 - 8:25
    dimana anda adalah pendebat, tapi juga penonton
  • 8:25 - 8:27
    menonton diri anda berdebat?
  • 8:27 - 8:30
    Dapatkah anda bayangkan anda menonton anda berdebat,
  • 8:30 - 8:34
    kalah dalam perdebatan, dan tetap di akhir perdebatan,
  • 8:34 - 8:38
    berkata, "Wow, itu merupakan perdebatan yang bagus."
  • 8:38 - 8:41
    Dapatkah anda melakukan itu? Saya pikir anda bisa.
  • 8:41 - 8:43
    Dan saya pikir, jika anda dapat membayangkan perdebatan itu
  • 8:43 - 8:45
    dimana yang kalah berkata ke pemenang
  • 8:45 - 8:47
    dan penonon dan juri dapat berkata,
  • 8:47 - 8:49
    "Ya, itu adalah perdebatan yang bagus,"
  • 8:49 - 8:51
    maka anda sudah membayangkan sebuah perdebatan yang bagus.
  • 8:51 - 8:53
    Dan lebih dari itu, saya pikir anda telah membayangkan
  • 8:53 - 8:56
    seorang pendebat bagus, seorang pendebat yang berharga
  • 8:56 - 8:59
    yang anda sebaiknya coba untuk menjadi seperti itu.
  • 8:59 - 9:02
    Sekarang, saya kalah dalam banyak perdebatan.
  • 9:02 - 9:04
    Diperlukan latihan untuk menjadi seorang pendebat yang baik
  • 9:04 - 9:06
    di dalam perasaan dapat memperoleh manfaat dari kekalahan,
  • 9:06 - 9:09
    tapi untungnya, saya memiliki banyak, banyak kolega
  • 9:09 - 9:12
    yang bersedia maju dan menyediakan latihan itu untuk saya.
  • 9:12 - 9:13
    Terima kasih.
  • 9:13 - 9:17
    (Tepuk tangan)
Title:
Untuk kebaikan debat
Speaker:
Daniel H. Cohen
Description:

Mengapa kita berdebat? Untuk mengalahkan lawan kita, membuktikan mereka salah, dan, yang paling penting, menang! ... Betul? Filsuf Daniel H. Cohen menunjukkan bagaimana bentuk paling umum dari sebuah perdebatan -- sebuah perang dimana satu orang harus menang dan lainnya kalah -- melewatkan manfaat nyata ikut serta dalam pertentangan aktif. (Difilmkan di TEDxColbyCollege.)

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
09:35
Dimitra Papageorgiou approved Indonesian subtitles for For argument's sake Sep 1, 2013, 6:24 PM
Caroline Effendy accepted Indonesian subtitles for For argument's sake Aug 22, 2013, 1:15 PM
Caroline Effendy edited Indonesian subtitles for For argument's sake Aug 22, 2013, 1:15 PM
Caroline Effendy edited Indonesian subtitles for For argument's sake Aug 22, 2013, 1:15 PM
Johan Santoso edited Indonesian subtitles for For argument's sake Aug 18, 2013, 12:16 PM

Indonesian subtitles

Revisions

  • Revision 2 Edited (legacy editor)
    Caroline Effendy Aug 22, 2013, 1:15 PM