< Return to Video

When Immunity Fails: The Whooping Cough Epidemic

  • 0:10 - 0:12
    Hello, Saya Joanne Faryon.
  • 0:12 - 0:18
    Selamat datang di acara khusus malam ini.
    Ketika Kekebalan Tubuh Gagal: Epidemik Batuk Rejan.
  • 0:18 - 0:24
    Kita akan melihat epidemi batuk rejan yang mewabah di California dalam 60 tahun ini.
  • 0:24 - 0:30
    Mengapa penyakit yang hampir punah 30 tahun yang lalu ini kembali menyerang tidak hanya di negara ini
  • 0:30 - 0:33
    tapi juga terjadi di seluruh negara di dunia.
  • 0:33 - 0:35
    Apa yang kami temukan mungkin akan mengagetkan.
  • 0:35 - 0:40
    Ada pertanyaan serius tentang seberapa kuatkah vaksin mampu mencegah penyebarluasan penyakit
  • 0:40 - 0:44
    pertanyaan yang bahkan mendapat respon yang sangat lambat dari Departemen Kesehatan pemerintah.
  • 0:44 - 0:47
    KBPS bergabung bersama Watchdog Institute
  • 0:47 - 0:51
    pusat investigasi jurnalisme berpusat
    di Universitas San Diego
  • 0:51 - 0:55
    dan jaringan Radio Netherlands Worldwide akan mengungkap kisah ini.
  • 0:55 - 1:00
    Kisah yang membawa kita melintasi California hingga Amsterdam.
  • 1:00 - 1:04
    Kita mulai dari Delivery Room di San Diego Hospital
  • 1:04 - 1:08
    dimana seorang ibu melahirkan anak ketiganya.
  • 1:08 - 1:11
    [bayi menangis]
  • 1:15 - 1:19
    Matthew Jacob Bryce lahir 11 Oktober 2010
  • 1:19 - 1:23
    Bayi sehat
    anak ketiga dari pasangan Cindy & Marlon Bryce.
  • 1:24 - 1:28
    Matthew mulai sakit ketika berusia 2 minggu
  • 1:28 - 1:30
    keluarga Bryce mengetahui ada yang tidak beres.
  • 1:30 - 1:36
    MARLON BRYCE: Penyakit ini menyerang pernafasannya.
  • 1:36 - 1:41
    Keluarga tahu tentang epidemi batuk rejan yang menyerang California dari berita.
  • 1:41 - 1:45
    Depkes mengatakan ada 6.400 kasus batuk rejan yang dilaporkan tahun ini.
  • 1:45 - 1:47
    Dan dari dokter penyakit anak mereka.
  • 1:47 - 1:53
    BRYCE: Tadinya tidak ada batuk rejan, mereka selalu mengatakan selalu ada kemungkinan
  • 1:53 - 1:56
    dia tadinya tidak ada batuk atau apapun
    hanya demam biasa.
  • 1:56 - 2:01
    Dokter Matthew curiga itu batuk rejan yang dikenal juga dengan nama Pertussis.
  • 2:01 - 2:04
    Dia mengambil contoh usap hidung dan mengirimkannya ke laboraturium.
  • 2:04 - 2:06
    Dia juga memberikan Matthew antibiotik.
  • 2:06 - 2:10
    6 hari kemudian Matthew yang baru berusia 23 hari
  • 2:10 - 2:16
    Cindy Bryce mendapat telepon dari Depkes California
    yang mengabari diagnosisnya adalah batuk rejan.
  • 2:16 - 2:24
    BRYCE: Mulanya saat saya mendengar kabar itu
    terbayang situasi terburuk
  • 2:24 - 2:29
    karena Anda mendengar berita-berita tentang bayi yang meninggal disebabkan penyakit tsb.
  • 2:29 - 2:31
    Dari Januari hingga Oktober tahun ini
  • 2:31 - 2:35
    10 bayi baru lahir meninggal akibat batuk rejan
  • 2:35 - 2:42
    2 di San Diego dan lebih dari 7.000 anak-anak
    & orang dewasa menderita penyakit ini
  • 2:42 - 2:45
    angka tertinggi dalam kurun waktu 60 tahun.
  • 2:45 - 2:49
    Bagaimana Matthew dan yang lainnya bisa mengidap penyakit
  • 2:49 - 2:52
    yang seharusnya sudah bisa dicegah dengan cara memberikan vaksinasi ini?
  • 2:52 - 2:57
    Malam ini, kita akan mengangkat pertanyaan tentang seberapa efektifnya vaksinasi tsb?
  • 2:57 - 3:02
    Penelitian selama 4 bulan yang dilakukan KPBS & Watchdog Institute menemukan bahwa
  • 3:02 - 3:07
    orang-orang yang telah didiagnosis batuk rejan ternyata telah mendapatkan imunisasi sebelumnya.
  • 3:07 - 3:15
    Lampiran data dari pemerintah dimana jumlah penderita batuk rejan tidak terekam & tidak konsisten
  • 3:15 - 3:19
    yang menyisakan pertanyaan
    siapa sajakah yang terekam oleh epidemik ini?
  • 3:19 - 3:20
    Kami akan menunjukkannya kepada Anda
  • 3:20 - 3:27
    beberapa ahli yang kompeten dengan kebijakan vaksin tsb terpenjara oleh aturan finansial perusahaan.
  • 3:27 - 3:35
    Dan kita akan mengikuti perjuangan keluarga Bryce
    mendapatkan kesembuhan untuk anaknya.
  • 3:37 - 3:40
    Batuk rejan, batuk tersendak, batuk 100 hari
  • 3:40 - 3:42
    semuanya adalah nama lain Batuk Pertussis.
  • 3:43 - 3:48
    DR. JAMES CHERRY: Apa yang menyebabkan batuk tsb sebenarnya tidak kita ketahui secara pasti.
  • 3:48 - 3:53
    Pertussis adalah penyakit pernafasan atas yang disebabkan bakteria Bordetella pertussis.
  • 3:53 - 3:55
    Gejala awal akan menyerupai demam
  • 3:55 - 3:59
    kemudian akan berkembang sehingga penderita akan menderita batuk yang tidak berhenti-henti
  • 3:59 - 4:05
    batuk yang membuat anak-anak terengah-engah
    mengeluarkan bunyi suara ketika mereka menghirup udara.
  • 4:05 - 4:08
    Pada orang dewasa, batuk rejan terdengar seperti bunyi suara bindeng.
  • 4:08 - 4:14
    Fakta ilmuwan menunjukkan sekitar 80% kasus pada orang dewasa tidak pernah terdiagnosis
  • 4:14 - 4:18
    karena banyak orang mengira
    mereka hanya sedang demam biasa.
  • 4:18 - 4:23
    Namun untuk bayi, batuk rejan bisa mematikan
    apalagi jika tidak terdiagnosa dini.
  • 4:23 - 4:26
    DR. JAMES CHERRY: Jadi dengan adanya infeksi
  • 4:26 - 4:30
    dimana ada pelepasan bakteria
    Anda akan menjadi lebih baik.
  • 4:30 - 4:38
    Tapi akan menahun, namun dalam persentase kasus yang terjadi pada anak-anak
  • 4:38 - 4:40
    akan menderita dalam satu atau dua bulan.
  • 4:40 - 4:44
    DR. FRITS MOOI: Setelah terinfeksi pertussis
    Anda akan terserang infeksi berkali-kali
  • 4:44 - 4:47
    dengan salah satu komplikasi utamanya
    Pneumonia.
  • 4:47 - 4:51
    Bayi yang baru lahir tidak dapat mengeluarkan dahak akibatnya akan terkumpul di dalam paru-paru
  • 4:51 - 4:55
    bisa mengarah ke pneumonia
    yang membuatnya sulit untuk bernafas.
  • 4:55 - 4:59
    Perawatan dengan pemberian antibiotik dini
    sangat dibutuhkan untuk golongan usia ini.
  • 4:59 - 5:04
    Batuk rejan hampir punah pada akhir 1970an
    dengan adanya imunisasi massal
  • 5:04 - 5:11
    namun kembali merebak di California dan di beberapa tempat yang justru tingkat vaksinasinya tinggi.
  • 5:11 - 5:14
    Mengapa penyakit ini bisa menyerang kembali
  • 5:14 - 5:18
    ada dua pendapat berbeda mengenai hal tsb.
  • 5:18 - 5:20
    Dr. James Cherry dari UCLA
  • 5:20 - 5:23
    CHERRY: Alasan utamanya adalah meningkatnya kewaspadaan.
  • 5:23 - 5:27
    Dan Dr. Frits Mooi dari Netherlands Centre
    For Infectious Diseases Control
  • 5:27 - 5:34
    MOOI: Kami menemukan mutasi baru dari serangga.
  • 5:34 - 5:40
    Dr. Mooi & Dr. Cherry
    memulai penelititan batuk rejan sejak 30 tahun yang lalu.
  • 5:40 - 5:43
    Cherry di Amerika Serikat dan Mooi di Belanda.
  • 5:43 - 5:46
    Keduanya saling mengetahui pekerjaan masing-masing.
  • 5:46 - 5:52
    CHERRY: Pengetahuannya dibidang mikrobiologi molekuler
  • 5:52 - 5:58
    sarjana yang sangat ahli dibidangnya. Tidak diragukan lagi.
  • 5:58 - 6:04
    Saya pikir beberapa data klinis yang diterbitkannya tidak terlalu bagus.
  • 6:04 - 6:07
    MOOI: Saya tidak terlalu berhubungan dengannya
  • 6:07 - 6:14
    tapi apa yang dia tulis tentang saya mengacaukan epidemiologi tidak membantu sama sekali.
  • 6:14 - 6:17
    Untuk mengetahui mengapa kedua ahli tidak sependapat
  • 6:17 - 6:21
    Anda perlu tahu sejarah vaksin pertussis.
  • 6:21 - 6:24
    --Sejak beberapa kasus
    yang terjadi kepada anak usia pra sekolah
  • 6:24 - 6:27
    imunisasi di sekolah mungkin sudah terlambat.
  • 6:27 - 6:32
    Bakteria yang mengakibatkan batuk rejan pertama sekali di isolasi di Belgia tahun 1906.
  • 6:32 - 6:37
    Pada waktu itu penyakit ini menjadi penyebab utama kematian pada bayi.
  • 6:37 - 6:43
    --Tahun 1921
    batuk rejan membunuh 316 anak-anak di Michigan
  • 6:43 - 6:49
    tahun lalu angkanya menurun menjadi 63.
  • 6:49 - 6:52
    Penemuan mengarahkan pembuatan vaksin.
  • 6:52 - 6:58
    Hingga pada akhir tahun 1940an ditemukanlah vaksin yang cukup efektif mencegah batuk rejan.
  • 6:58 - 7:02
    --Tidak seperti penyakitnya
    vaksin tidak berbahaya.
  • 7:02 - 7:06
    Tahun 1946 dimulailah program imunisasi massal di Amerika Serikat
  • 7:06 - 7:09
    sehingga menurunkan jumlah kasus.
  • 7:09 - 7:15
    Prioritas vaksin 157 kasus per 100.000 orang.
  • 7:15 - 7:23
    Tahun 1970an, berkat imunisasi massal
    menurun jadi kurang dari 1 kasus per 100.000 orang.
  • 7:23 - 7:26
    Vaksin tak terlepas dari kontorversi.
  • 7:26 - 7:33
    Versi awal dihubungkan dengan efek samping seperti tangisan menahun dan perkembangan ukuran bayi.
  • 7:33 - 7:41
    Tahun 1996, FDA menyetujui vaksin terbaru yang dinamakan versi aselular.
  • 7:41 - 7:46
    Vaksin yang hanya menggunakan komponen termurnikan dari organisme penyebab penyakit.
  • 7:46 - 7:52
    Vaksin tsb dinyatakan lebih aman
    dengan efek samping yang lebih ringan.
  • 7:52 - 7:57
    Hari ini warga Amerika Serikat hanya menggunakan vaksin pertussis aselular.
  • 8:00 - 8:06
    Namun disebabkan adanya perubahan
    sesuatu telah terjadi.
  • 8:06 - 8:12
    Laporan kesehatan resmi diseluruh negara bagian melaporkan peningkatan positif kasus.
  • 8:12 - 8:16
    Sementara itu, di laboratorium pemerintah 30 menit di luar Amsterdam
  • 8:16 - 8:20
    sekelompok peneliti telah menemukan hal lain.
  • 8:20 - 8:24
    Bakteria penyebab batuk rejan mulai kelihatan berbeda.
  • 8:24 - 8:31
    MOOI: Mutasi baru ini menyebabkan bakteria memproduksi lebih banyak toksin.
  • 8:31 - 8:33
    Apakah akibat mutasi atau tidak
  • 8:33 - 8:40
    namun yang jelas hal ini menyulut perdebatan di California dan ditempat-tempat lain di seluruh dunia.
  • 8:40 - 8:45
    Dr. Mooi yakin menyatakan ini adalah kasus
    namun tidak bagi Dr. Cherry.
  • 8:45 - 8:47
    CHERRY: Bahkan ketika perubahan ini terjadi
  • 8:47 - 8:50
    hal itu tidak membuktikan meningkatnya kegagalan vaksin.
  • 8:57 - 9:01
    Di San Diego
    85% anak-anak telah di imunisasi
  • 9:01 - 9:09
    tapi kurang dari 3% dari mereka yang sudah TK tidak lagi mendapatkan imunisasi karena keluarga tidak yakin.
  • 9:09 - 9:12
    Meskipun dengan angka imunisasi yang sudah tinggi
  • 9:12 - 9:18
    San Diego masih memiliki kasus batuk rejan terbesar kedua di California.
  • 9:18 - 9:22
    Dr. Dean Sidelinger deputi kesehatan masyarakat San Diego.
  • 9:22 - 9:24
    DR. DEAN SIDELINGER: Ini adalah penyakit
    dimana penderita akan dengan sangat mudah sekali
  • 9:24 - 9:27
    menularkannya kepada orang lain.
  • 9:27 - 9:31
    Misalkan ketika Anda duduk di sini
    saat interview ini ada seseorang yang menderita pertussis
  • 9:31 - 9:34
    maka akan menularkannya kepada orang lain.
  • 9:34 - 9:38
    Sidelinger mengatakan dulunya
    kasus batuk rejan memuncak pada saat musim panas
  • 9:38 - 9:42
    lalu akan menurun di musim gugur.
    Tapi tidak tahun ini.
  • 9:42 - 9:46
    SIDELINGER: Seiring waktu timbul kasus-kasus baru.
  • 9:46 - 9:51
    Kita mengerti kekhawatiran publik
    ketika kita membicarakan pertussis
  • 9:51 - 9:54
    mereka akan menanyakannya ke dokter
    dan dokter akan meminta pasiennya utk menunggu
  • 9:54 - 9:56
    sementara penyakit itu tetap menyebarluas.
  • 9:56 - 10:04
    Akhir November 2010 hampir 1000 bayi, anak-anak & orang dewasa di San Diego teruji positif menderita batuk rejan.
  • 10:04 - 10:07
    Setengah dari mereka telah mendapat imunisasi.
  • 10:07 - 10:11
    Penelitian kami menunjukkan tren terus berlangsung ke seluruh wilayah California.
  • 10:11 - 10:19
    KBPS & Watchdog Institute mengumpulkan data dari 9 negara bagian dengan angka laporan tertinggi.
  • 10:19 - 10:23
    Penelitian menunjukkan pada wilayah yang telah mendapatkan imunisasi
  • 10:23 - 10:29
    ada 44 hingga 83 persen penderita terdiagnosis.
  • 10:29 - 10:33
    Kami juga melihat data dari California Department of Public Health.
  • 10:33 - 10:39
    80 persen telah terinfeksi pada kasus-kasus yang telah tercatat ada imunisasi.
  • 10:39 - 10:46
    DR. MARK HORTON: Dari sisi para ahli epidemiologi dan vaksin hal ini persis seperti yang diharapkan.
  • 10:46 - 10:51
    Dr. Mark Horton adalah direktur California Department of Public Health.
  • 10:51 - 10:55
    HORTON: Jika Anda mendapatkan persentase populasi yang divaksinisasi
  • 10:55 - 10:58
    dan persentase mereka yang telah dapat vaksinasi maka hasilnya masih sangat rentan
  • 10:58 - 11:02
    karena masih kurang efektif atau tidak efektif kepada masing-masing individu
  • 11:02 - 11:07
    jika dilihat secara aritmatika Anda akan melihat bahkan dengan vaksin yang sangat ampuh sekalipun
  • 11:07 - 11:10
    juga dengan sebagian besar populasi yang sudah divaksinisasi sekalipun
  • 11:10 - 11:16
    angka kerentanannya, termasuk jumlah orang yang belum pernah divaksinisasi
  • 11:16 - 11:23
    masih agak banyak dan di beberapa kasus lebih dari 50% dari mereka pernah divaksinisasi.
  • 11:23 - 11:29
    Dengan kata lain, secara matematis Anda selalu akan menemukan jumlah penderita yang kambuhan
  • 11:29 - 11:32
    membuktikan bahwa vaksin tsb tidak 100% efektif.
  • 11:32 - 11:37
    HORTON: Jadi tidak mengherankan bagi kami juga jadi refleksi ketidakmanjuran vaksin.
  • 11:37 - 11:39
    [REPORTER KEVIN CROWE]: Jadi bukan sebuah refleksi kemanjuran vaksin tsb?
  • 11:39 - 11:40
    HORTON: Benar.
  • 11:40 - 11:43
    FARYON: Namun sebaliknya 20 tahun yang lalu.
  • 11:43 - 11:45
    Berdasarkan laporan Centers for Disease Control (CDC)
  • 11:45 - 11:52
    lebih dari setengah jumlah anak-anak usia 3 bulan hingga 4 tahun yang menderita batuk rejan tahun 1990 - 1996
  • 11:52 - 11:54
    tidak mendapatkan imunisasi.
  • 11:54 - 11:58
    Angka penderita juga meningkat dalam kurun 20 tahun terakhir.
  • 11:58 - 12:05
    Dari kurang dari 1 per 100.000 menjadi 18 per 100.000 di California.
  • 12:05 - 12:09
    Dan dibeberapa negara bagian California seperti San Luis Obispo
  • 12:09 - 12:13
    angkanya hampir sama tingginya dengan sebelum vaksinisasi dikembangkan.
  • 12:13 - 12:16
    Dua hari setelah interview kami dengan keluarga Bryce
  • 12:16 - 12:19
    Matthew mengalami demam.
  • 12:19 - 12:24
    Dia dirawat di Rady's Children's Hospital San Diego.
  • 12:24 - 12:28
    Matthew tidak diimunisasi batuk rejan dia terlalu muda.
  • 12:28 - 12:32
    Bayi tidak bisa diimunisasi sebelum berusia dua bulan.
  • 12:32 - 12:37
    Namun keluarga Bryce yang lain divaksinisasi bahkan orang tuanya mendapat suntikan vaksin.
  • 12:37 - 12:42
    Langkah mengimunisasi orang-orang yang ada disekitar sang bayi dinamakan kepompong.
  • 12:42 - 12:47
    CINDY BRYCE: Ketika dokter bertanya kepada saya siapa saja yang mengidap penyakit tsb
  • 12:47 - 12:52
    saya tidak bisa memberikan jawaban karena saya tidak tahu dari mana atau dari siapa dia tertular
  • 12:52 - 12:54
    karena semua orang telah mendapatkan vaksinasi.
  • 12:54 - 12:57
    Myron dan salah seorang anaknya diuji untuk penyakit batuk rejan
  • 12:57 - 12:59
    keduanya negatif.
  • 12:59 - 13:05
    M. BRYCE: Satu-satunya yang ingin saya ketahui adalah apakah vaksinnya bekerja?
  • 13:05 - 13:16
    Apakah efektif karena sebelumnya saya pikir vaksin itu bekerja
  • 13:16 - 13:27
    Saya pikir jika saya telah melakukan semua yang telah disuruh anak kami akan terlindungi.
  • 13:28 - 13:30
    Seberapa efektifkah vaksin?
  • 13:30 - 13:33
    Tergantung kepada siapa Anda bicara.
  • 13:33 - 13:38
    Informasi obat-obatan serta dua vaksin batuk rejan yang paling banyak diketahui di Amerika Serikat
  • 13:38 - 13:41
    mengatakan bahwa vaksin tsb 85% efektif.
  • 13:41 - 13:48
    MOOI: Rangkaian baru ini telah menyerang Belanda juga beberapa negara lain.
  • 13:49 - 13:50
    Ini agak unik.
  • 13:50 - 13:56
    Dr. Mooi yakin tidak ada jalan untuk meyakinkan betapa efektifnya vaksin tsb karena belum diuji
  • 13:56 - 13:58
    terhadap rangkaian terbaru.
  • 13:58 - 14:01
    MOOI: Kami menamakannya rangkaian P3.
  • 14:01 - 14:04
    Rangkaian yang ia yakini lebih virulen dan bisa membuat orang lebih sakit.
  • 14:04 - 14:09
    Rangkaian ini bergabung menjadi satu ketika vaksin aselular dikembangkan.
  • 14:09 - 14:11
    MOOI: Saya bisa beritahukan satu kepada Anda
  • 14:11 - 14:18
    alasan mengapa perusahaan vaksin tidak mendukung saya adalah karena jika yang saya katakan benar
  • 14:19 - 14:23
    mereka telah memilih rangkaian yang keliru pada tahun 1980an.
  • 14:23 - 14:31
    Laboratorium Mooi meneliti rangkaian baru ketika Belanda mengalami epidemi tahun 1996.
  • 14:31 - 14:38
    MOOI: Ada keterkaitan langsung antara gabungan rangkaian ini, kami menamakannya P3
  • 14:38 - 14:41
    dengan meningkatnya infeksi pertussis.
  • 14:41 - 14:53
    CHERRY: Sama sekali tidak ada bukti kedua vaksin yang digunakan sekarang di Amerika Serikat itu
  • 14:53 - 14:56
    dengan meningkatkan kegagalan.
  • 14:57 - 15:03
    Maka ketika Anda ditanya mengapa kita menyaksikan jumlah kasus epidemi tertinggi selama 60 tahun ini
  • 15:03 - 15:05
    apa yang akan Anda jelaskan kepada masyarakat?
  • 15:05 - 15:08
    CHERRY: Alasan utama adalah meningkatnya kewaspadaan.
  • 15:08 - 15:15
    Masyarakat utamanya orang-orang Kesehatan Masyarakat lebih waspada dan itu menjalar kebawah.
  • 15:15 - 15:21
    Cherry juga mengatakan bahwa peningkatan adalah akibat bagian yang disebut memudarnya imunitas.
  • 15:21 - 15:24
    Imunitas batuk rejan tidak seumur hidup
  • 15:24 - 15:28
    tidak peduli apakah Anda sudah divaksinasi sebelumnya atau masih dalam tahap perkembangan penyakit.
  • 15:28 - 15:34
    Hampir semua ahli setuju bahwa imunitas yang memudar berkontribusi terhadap meluasnya batuk rejan.
  • 15:34 - 15:38
    Yang tidak mereka setujui: kapan imunitas itu gagal?
  • 15:39 - 15:41
    [suara batuk anak]
  • 15:42 - 15:48
    Dr. Mooi yakin rangkaian baru Pertussis itulah yang menyebabkan semakin cepatnya kegagalan imunitas.
  • 15:48 - 15:54
    Dan dia telah menerbitkan penemuannya di beberapa jurnal termasuk CDC's Infectious Diseases.
  • 15:54 - 15:56
    MOOI: Ketika imunitas kurang optimal
  • 15:56 - 16:05
    yang terjadi adalah bakteria tidak akan dapat dikenali oleh sistem kekebalan tubuh
  • 16:05 - 16:06
    karena salah obat
  • 16:06 - 16:15
    dan yang kedua adalah ketika kekebalan dimulai di dalam tubuh, toksin akan menundanya.
  • 16:15 - 16:26
    Bisa dikatakan kedua perubahan ini bekerjasama dengan menurunkan periode vaksin mana yang lebih melindungi.
  • 16:26 - 16:30
    Belanda telah belajar hal lain dari epidemi 1996.
  • 16:30 - 16:35
    Waktu itu sedikit sekali contoh bakteria yang menyebabkan orang menderita sakit.
  • 16:35 - 16:41
    Jadi Mooi mulai meminta para dokter dan laboratoriumnya mengirimkan usap Pertussis positif.
  • 16:41 - 16:45
    Laboratorium ini kini memiliki 3.000 contoh.
  • 16:45 - 16:51
    Sementara California hanya memiliki 29 contoh dari 7.000 kasus batuk rejan yang terjadi.
  • 16:51 - 16:55
    Selama penyelidikan empat bulan KPBS & Watchdog
  • 16:55 - 16:58
    kami juga mempelajari data yang didapatkan
  • 16:58 - 17:03
    dan CDC selalu sering lamban dibelakang data negara dan tidak konsisten.
  • 17:03 - 17:08
    Sementara San Diego mengetahui status imunisasi sebagian besar penderita batuk rejan
  • 17:08 - 17:12
    namun data informasi negara 'TIDAK DIKETAHUI'.
  • 17:12 - 17:15
    Walaupun peraturan seluruh negara bagian mewajibkan lapor
  • 17:15 - 17:19
    namun temuan survey KPBS & Watchdog mengatakan mereka tidak mengikutinya
  • 17:19 - 17:22
    atau lamban dalam pelaporan.
  • 17:22 - 17:26
    HORTON: Ada persepsi semakin banyak jumlah semakin baik
  • 17:26 - 17:27
    tapi biar saya jelaskan
  • 17:27 - 17:33
    tidak perlu bagi kita laporan tiap-tiap kasus pertussis
  • 17:33 - 17:39
    untuk membuat keputusan penting dan justifikasi tentang apa yang terjadi.
  • 17:39 - 17:43
    CDC Atlanta menolak permintaan interview kami.
  • 17:43 - 17:45
    Dalam sebuah email mereka menjelaskan
  • 17:45 - 17:51
    sukar bagi kami menguraikan berbagai faktor yang menyebabkan meningkatnya pertussis
  • 17:51 - 17:57
    selain peningkatan penyebarluasan, pengenalan yang lebih baik, dan meningkatnya konfirmasi dari laboratorium.
  • 17:57 - 18:02
    Kami juga menanyakan apakah rangkaian virulen baru bisa menyumbang terjadinya jangkitan.
  • 18:02 - 18:08
    CDC menjawab, data yang ada tidak mendukung ptxP3 lebih virulen
  • 18:08 - 18:14
    atau meningkatnya laporan mendukung munculnya ptxP3.
  • 18:14 - 18:19
    Kami terus memantaunya dan juga penjelasan-penjelasan pendukung lainnya
  • 18:19 - 18:23
    yang jadi penyebab meningkatnya pertussis yang muncul sejak tahun 1980an.
  • 18:23 - 18:27
    CDC mengirimkan hasil penelitian ini melalui penyelidik mereka sendiri.
  • 18:27 - 18:31
    Penelitian berdasarkan anak-anak usia 6 bulan hingga lima tahun.
  • 18:31 - 18:36
    Ditemukan vaksin pertussis lebih efektif 90 persen.
  • 18:36 - 18:40
    Penelitian merujuk pada data antara tahun 1998 hingga 2001.
  • 18:40 - 18:43
    Tidak mengumpulkan informasi tentang pertussis.
  • 18:43 - 18:48
    [Bernyanyi]Apakah Anda tahu apa itu T-dap?
  • 18:48 - 18:51
    Vaksin khusus tapi bukan hanya untuk anak-anak.
  • 18:54 - 19:00
    Sanofi Pastuer adalah salah satu dari dua perusahaan besar vaksin di Amerika Serikat
  • 19:00 - 19:03
    mensponsori kompetisi menyanyi ini awal tahun ini.
  • 19:03 - 19:09
    [Bernyanyi] Pertussis adalah alasan mengapa Anda perlu bertemu dokter hari ini.
  • 19:10 - 19:15
    Semacam pelatihan kehumasan untuk menyuarakan batuk rejan dan imunisasinya.
  • 19:15 - 19:18
    Tapi dimanakah garis batas antara humas yang benar
  • 19:18 - 19:21
    dengan mencoba mempengaruhi kebijakan kesehatan masyarakat?
  • 19:21 - 19:26
    [Bernyanyi]Suntiklah dan biarkan pertussis merejan...
  • 19:26 - 19:30
    Khususnya ketika kebijakan kesehatan masyarakat dapat meningkatkan penjualan vaksin.
  • 19:30 - 19:38
    Sejak 2007 Depkes California membelanjakan lebih dari $200 juta untuk pertussis vaksin
  • 19:38 - 19:42
    untuk kesehatan anak-anak atau mereka yang ikut asuransi.
  • 19:42 - 19:44
    Dan jumlah tsb seharusnya meningkat
  • 19:44 - 19:48
    Pada September, Badan Legislasi California telah menerbitkan undang-undang
  • 19:48 - 19:54
    yang meminta agar semua pelajar mendapatkan dosis yang lain, enam dosis vaksin pertussis
  • 19:54 - 19:56
    sebelum mereka memasuki sekolah menengah.
Title:
When Immunity Fails: The Whooping Cough Epidemic
Description:

This KPBS documentary already has an English transcript, so translating in other languages should be a breeze!

more » « less
Video Language:
English
Team:
Volunteer
Duration:
26:47

Indonesian subtitles

Revisions Compare revisions